MEMAKAN DARI REZEKI YANG BAIK DAN BERSYUKUR

📚 TADABBUR AYAT-AYAT RUMAH TANGGA (3) 🌺

MEMAKAN DARI REZEKI YANG BAIK DAN BERSYUKUR

بسم الله الرحمن الرحیم

(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَیِّبَـٰتِ مَا رَزَقۡنَـٰكُمۡ وَٱشۡكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِیَّاهُ تَعۡبُدُونَ)

Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

[Surat Al-Baqarah 172]

🍇 Perintah kepada orang-orang beriman agar memakan makanan yang baik-baik dari rezeki yang Allah telah karuniakan dan bersyukur atas rezeki Allah tersebut.

🍉 Memakan makanan yang baik dan halal adalah syarat diterimanya do’a.

Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda;

Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dia memerintahkan orang-orang Mukmin sama seperti yang diperintahkan kepada para Rasul. Dia berfirman, Hai para Rasul, makanlah makanan yang baik, dan kerjakanlah amal shalih (Al-Mukminun: 51).

Dia juga berfirman, Hai orang-orang yang beriman makanlah makanan yang baik yang kami berikan kepada kalian (Al-Baqarah: 172).

Lalu Rasulullah bercerita tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, hingga rambutnya kusut dan kotor. Ia menadahkan kedua tangannya ke langit (seraya berdo’a), Ya Rabb, ya Rabb, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan ia kenyang dengan barang haram. Bagaimana mungkin do’anya dikabulkan

(H.R. Muslim)

🍏 Seluruh keluarga Muslim harus concern memperhatikan faktor makanan ini agar anggota inti keluarga; ayah, ibu dan anak-anak senantiasa terjaga dalam ketaatan kepada Allah dan bersyukur atas segala limpahan nikmat-nikmat-Nya. Walaupun lauk pauk di rumah sedang dalam kondisi seadanya, namun yang tersaji adalah dari rezeki yang baik maka akan menambah selera makan lebih tinggi dan merasakan syukur mendalam.

Terima kasih Ya Allah, dalam kondisi pandemi di tahun kedua kami masih bisa makan dengan nikmat meskipun dengan lauk seadanya.

🍎 Maka menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, makannya orang-orang yang beriman bukanlah semata-mata soal perut berisi, tetapi makan buat menguatkan badan, yang dengan badan kuat dan sehat itu, pikiran pun terbuka dan syukur kepada Allah bertambah mendalam

Arief Rahman Hakim, M.Ag.
Pimpinan Pondok Pesantren Qur’an Kebantenan

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram