TRILOGI IMAN, HIJRAH DAN JIHAD 1443

بسم الله الرحمن الرحیم

(إِنَّ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَهَاجَرُوا۟ وَجَـٰهَدُوا۟ بِأَمۡوَ ٰ⁠لِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِینَ ءَاوَوا۟ وَّنَصَرُوۤا۟ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِیَاۤءُ بَعۡضࣲۚ…)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi.” [Surat Al-Anfal 72]

🟢 Ayat ini menjelaskan tentang loyalitas orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan kepada komunitas kecil yang dibentuk oleh Rasulullah, dan melepaskan loyalitas-loyalitas kepada selainnya.

Saat itu Rasulullah ﷺ mempersaudarakan orang-orang beriman ini termasuk orang-orang yang awalnya jahiliyah dan kemudian mengikrarkan diri kepada Rasulullah ﷺ, sehingga muncul persatuan, ukhuwwah yang kokoh, saling berjanji setia, saling menolong, saling bekerjasama, mendukung dan menopang.

Kelak saat hijrah ke Madinah Rasulullah ﷺ mempersaudarakan mereka (Muhajirin) dengan para sahabat yang menolongnya ( Anshar ), sebagaimana dimuat di surat Al-Hasyr : 8-9

🟢 Menurut Buya Hamka, siapa saja yang beriman, berhijrah dan berjihad maka mereka telah sudi bersabung nyawa melaksanakan kehendak Allah Ta’ala. Mereka telah mencapai tiga tingkat dari akidah keyakinan mereka kepada Allah.

1️⃣ Mereka telah menyatakan keyakinan kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak lagi menyembah kepada selain Allah. Karena itu mereka diganggu dan dimusuhi di kampung halaman mereka.

2️⃣ Karena yang mereka cintai Allah dan Rasul, ketika diajak berpindah ke Madinah, mereka pun berpindah meninggalkan negeri kelahiran karena mereka tidak mau menyembah berhala, walaupun di tempat baru itu mereka akan jatuh miskin karena mempertahankan iman kepada Allah.

3️⃣ Adanya perintah berjihad, berperang mempertahankan agama Allah, mereka pun berperang meskipun konsekuensinya hanya dua; hidup atau mati

🟢 Diantara potongan hadis dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;

Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah, di mana jarak antara satu derajat dengan derajat lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Untuk itu, jika kalian minta kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus karena dia adalah tengahnya surga dan yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa di atas Firdaus itu adalah singgasana Allah Yang Maha Pemurah dimana darinya mengalir sungai-sungai surga

(HR Bukhari/2790)

Semoga momentum Muharram 1443 H ini Allah Ta’ala mudahkan kita menjadi pribadi-pribadi yang kokoh imannya, berhijrah di jalan Allah dan berjihad, bersungguh-sungguh dari hati tulus ikhlas, beramal usaha, melakukan amar ma’ruf nahyi munkar , berdakwah, mendidik dan mengasuh ummat kepada kesadaran ber-Islam.

Aamiin…

Arief Rahman Hakim, M.Ag.
Pimpinan Pondok Pesantren Qur’an Kebantenan

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram