SEBESAR KEINSYAFANMU SEBESAR ITU PULA KEUNTUNGANMU
TADABBUR JUM’AH MUBARAKAH (90)
SEBESAR KEINSYAFANMU SEBESAR ITU PULA KEUNTUNGANMU
{ مَّنِ ٱهۡتَدَىٰ فَإِنَّمَا یَهۡتَدِی لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا یَضِلُّ عَلَیۡهَاۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةࣱ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِینَ حَتَّىٰ نَبۡعَثَ رَسُولࣰا }
Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul.
[Surat Al-Isra’: 15]
# Sejumlah ulama berpendapat bahwa yang mendapatkan petunjuk di sini adalah Abu Salamah bin Abdil Aswad. Adapun yang sesat adalah Walid bin Mughirah.
Pendapat lain mengatakan ayat ini turun berkenaan Walid bin Mughirah ketika berkata, Wahai penduduk Mekkah, kafirlah kepada Muhammad dan sayalah yang akan menanggung dosa kalian.
# Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk dan mengikuti kebenaran serta mengikuti jejak kenabian, maka mendapat kemuliaan untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang menyimpang dari kebenaran serta petunjuk Allah, berarti ia telah berbuat jahat terhadap dirinya sendiri dan berbuah kepada dirinya.
# Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain, dan tidaklah seseorang itu berbuat jahat melainkan akan berakibat pada dirinya sendiri. Setiap diri akan dimintai tanggung jawab atas amal perbuatannya, dan akan mendapat ganjaran dari amal usahanya.
# Akhir ayat menunjukkan keadilan dan kasih sayang Allah. Dia tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya tersesat, menghukum seseorang melainkan telah diberikan peringatan dengan menurunkan risalah dan mengutus para rasul.
{ ….. إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِیبࣱ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِینَ }
_ ….. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan._
[Surat Al-A’raf: 56]
# Rasulullah saw bersabda,
Demi Allah, tidaklah kehidupan dunia dibandingkan akhirat melainkan hanya seperti salah satu dari kalian mencelupkan tangannya ke dalam lautan, maka silahkan dilihat apa yang dibawa oleh jarinya.
(HR. Muslim)
واعلم أن النصر مع الصبر, وأن الفرج مع الکرب, وأن مع العسر یسرا #
Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan kesulitan bersama kemudahan
(HR. Tirmidzi)
# Meminjam istilah seorang ulama tafsir, ayat ini sebuah sistem pertanggungjawaban individual yang mengaitkan setiap orang dengan dirinya sendiri. Jika ia berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka perbuatannya untuk keselamatan dirinya sendiri. Jika ia tersesat, maka ia akan rugi sendiri.
# Ayat 15 Al-Isra’ ini sekilas mirip redaksinya dengan ayat 7 sebelumnya yang berbunyi,
{ إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَاۚ …….. }
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri…. . [Surat Al-Isra’: 7]
# Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keuntunganmu; Sebesar diri ini menyadari betapa butuh dan bergantungnya kepada Allah semata, sebesar itu pula akan menjaga hidayah yang Allah berikan agar selamat dunia akhirat; Merutinkan tilawah, zikir dan do’a setiap hari, salat tahajjud, majlis-majlis pembinaan pribadi dan keluarga, serta hidangan majlis Al-Qur’an sepekan sekali. Sebesar berartinya keluarga (isteri / suami, anak-anak), sebesar itu pula dalam memelihara keharmonisan, berjibaku mempertahankan sakinah, mawaddah dan rahmah dalam biduk-biduk rumah tangganya. Sebesar pemahaman tentang ganjaran besar dalam berdakwah, sebesar itu pula menegakkan kalimat-kalimat risalah di manapun ia berpijak. Sebesar urgensinya politik dalam mempengaruhi kebijakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, sebesar itu pula menyalurkan aspirasinya kepada partai dan politikus yang berjuang untuk kesejahteraan rakyat dan terdepan dalam membela ulama dan syi’ar-syi’ar Islam.
# Dalam konteks beramal usaha, menurut Imam Ibnul Jauzi, Salah satu ciri keikhlasan orang beramal adalah tidak ada harapan agar manusia memuji dan berpaling kepadanya. Pujian dan kecintaan manusia sebenarnya dapat dicapai siapa saja walaupun mungkin dengan nada benci. Ketahuilah bahwa amalnya secara umum akan diketahui, sebab hati manusia bisa menangkap kesalehan orang lain meskipun tidak langsung menyaksikannya.
# Semoga Allah ta’ala mudahkan kita dalam menyadari lemahnya diri dan tingkat kebergantungan yang tinggi kepada-Nya. Dan semoga Allah mudahkan dalam menjalani hidup dan kehidupan di masa depan. Aamiin.
Arief Rahman Hakim, M.Ag.
Pimpinan Yayasan Pondok Qur’an Indonesia (YAPQI)
Komentar Terbaru