MENJAGA KEMULIAAN AL-QUR’AN

TADABBUR JUM’AH MUBARAKAH (93)

MENJAGA KEMULIAAN AL-QUR’AN

بسم الله الرحمن الرحیم

{ ٱلَّذِینَ یَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِیَّ ٱلۡأُمِّیَّ ٱلَّذِی یَجِدُونَهُۥ مَكۡتُوبًا عِندَهُمۡ فِی ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِیلِ یَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَیَنۡهَىٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَیُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّیِّبَـٰتِ وَیُحَرِّمُ عَلَیۡهِمُ ٱلۡخَبَـٰۤىِٕثَ وَیَضَعُ عَنۡهُمۡ إِصۡرَهُمۡ وَٱلۡأَغۡلَـٰلَ ٱلَّتِی كَانَتۡ عَلَیۡهِمۡۚ فَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلنُّورَ ٱلَّذِیۤ أُنزِلَ مَعَهُۥۤ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ }

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.” [Surat Al-A’raf: 157]

 

# Di antara tugas Rasulullah saw yang dilanjutkan oleh para pengikutnya dalam bentuk amal nyata di lapangan adalah; Berdakwah (menyeru untuk mengerjakan kebaikan dan melarang dari kemungkaran), mengikuti aturan syariah tentang pengharaman dan penghalalan, dan memberikan kemudahan dan kabar gembira kepada umatnya. Islam adalah agama yang mudah, ringan, tidak sulit, tidak ada beban dan belenggu, tidak ada pembebanan syariat yang berat.

 

Rasulullah saw bersabda,

بعثت بالحنفیة السمحة #

Aku diutus dengan (agama yang) lurus, bersih dari syirik, yang penuh kemudahan.” (HR. Ahmad)

 

# Menurut Abdullah bin Mas’ud, jika mendengar Allah ta’ala mengawali ayat dengan panggilan kepada orang-beriman, maka hendaklah memasang pendengaran, karena hal seperti itu merupakan kebaikan yang diperintahkan untuk mengerjakannya, atau keburukan yang diperintahkan untuk menghindarinya. Ali bin Abi Thalhah menuturkan dari Ibnu ‘Abbas, kata الخبا ٸث maksudnya daging babi, riba dan berbagai makanan haram yang mereka halalkan, yang telah diharamkan oleh Allah.

 

# Para follower Al-Qur’an memuliakan Rasulullah saw; mengagungkan, menghormatinya dan menolongnya serta mengikuti Al-Qur’an yang menerangi di kegelapan keraguan dan kebodohan, dan menjadikannya pegangan saat terjadi pertentangan pendapat. Sehingga mereka akan meraih kebaikan di dunia dan kemenangan di akhirat, selamat dari keburukan dunia dan akhirat.

 

# Kejadian pembakaran Al-Qur’an oleh pemimpin partai sayap kanan Denmark (Hard Line) yang juga tercatat sebagai politikus Swedia, Rasmus Paludan pada Sabtu 21 Januari 2023 lalu merupakan bentuk penistaan kitab suci umat Islam dan menodai sikap toleransi beragama di dunia. Belum selesai sikap penyesalan kaum muslimin, disusul perobekan halaman Al-Qur’an di Denhaag Belanda dalam sebuah panci oleh Edwin Vagensveild, politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Pegida yang sangat anti Islam pada Ahad, 22 Januari 2023.

 

# Ada ulama tafsir yang mengatakan bahwa kaum zionis dan anasir-anasir yang memusuhi Islam pada zaman modern ini, semakin meningkatkan dan melipatgandakan serangan dan tipu dayanya melebihi apa yang mereka lakukan pada waktu-waktu lampau. Saat ini mereka berusaha melenyapkan Islam secara total. Mereka berkeyakinan bahwa mereka sedang memasuki peperangan terakhir yang menentukan.

 

{ یُرِیدُونَ لِیُطۡفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَ ٰ⁠هِهِمۡ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَـٰفِرُونَ }

Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.” [Surat Ash-Shaf: 8]

 

# Mengapa kita harus marah dan menyatakan sikap atas peristiwa pembakaran dan perobekan Al-Qur’an? Karena Al-Qur’an adalah Kitab panduan hidup bagi tiap-tiap muslim. Walau berbeda bangsa, negara dan warna kulit, bagi kaum muslimin Al-Qur’an adalah sesuatu yang tidak bisa mereka lepaskan. Tak ada kehidupan tanpa Al-Qur’an. Ia adalah ruh, cahaya, penyembuh, hidangan Allah. Al-Qur’an adalah sumber energi, pengarah hidup, sistem sosial yang menyelamatkan umat manusia.

 

Semoga Allah ta’ala istiqamahkan kaum muslimin, sahabat karib Al-Qur’an dalam membantu dakwah, merealisasikan nilai-nilai syariah yang ternyata mudah dan menampilkan Islam yang moderat, rahmatan lil-‘Aalamiin. Aamiin.

 

Arief Rahman Hakim, M.Ag.

Pimpinan Yayasan Pondok Qur’an Indonesia

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram