Menjadi Umat Pertengahan

➼ᗰEᑎᒍᗩᗪI ᑌᗰᗩT ᑭEᖇTEᑎGᗩᕼᗩᑎ♥

بسم الله الرحمن الرحیم

(وَكَذَ ٰ⁠لِكَ جَعَلۡنَـٰكُمۡ أُمَّةࣰ وَسَطࣰا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَاۤءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَیَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَیۡكُمۡ شَهِیدࣰاۗ وَمَا جَعَلۡنَا ٱلۡقِبۡلَةَ ٱلَّتِی كُنتَ عَلَیۡهَاۤ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن یَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن یَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَیۡهِۚ وَإِن كَانَتۡ لَكَبِیرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِینَ هَدَى ٱللَّهُۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِیُضِیعَ إِیمَـٰنَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفࣱ رَّحِیمࣱ)

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang.” [Surat Al-Baqarah 143]

✸─❍✿💐🌷💐✿❍─✸

📚 Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud dengan kata wasath di sini adalah pilihan yang terbaik.
Sebagaimana diungkapkan bahwa orang Quraish adalah orang Arab pilihan, baik dalam nasab maupun tempat tinggal. Artinya, yang terbaik.

📚 Sayyid Qutb dalam Tafsir Fii Zhilalil Qur’an menjelaskan, وسطا wasathan_berasal dari kata وسط_wasath (adil dan seimbang), وساطةwisathah (bagus dan utama), atau وسطwasath dalam arti material inderawi

✒️ Umat Islam adalah umat pertengahan atau adil dan pilihan serta menjadi saksi atas manusia seluruhnya. Umat Islam menjadi saksi atas manusia sebagai pemegang hukum yang adil. Umat pertengahan karena umat Islam memiliki keseimbangan hidup; duniawi, materiil dan sangat memperhatikan asupan ukhrawi; ruhani, spiritual. Umat pertengahan dalam pemikiran dan perasaan; ada kesempatan di dalam meningkatkan kapasitas keilmuan, keluwesan dalam pemikiran, tidak jumud. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kekayaan khazanah keilmuan dan pendapat para imam mazhab.

Namun juga tidak taklid dan latah dengan mengatasnamakan toleransi dan kebebasan berfikir, membenarkan semua agama, menafsirkan ayat sesuai selera, apalagi berkaitan dengan ayat-ayat akidah.

Padahal, umat pertengahan adalah umat yang memiliki panduan hidup dengan segala prinsip-prinsip di dalamnya. Umat pertengahan dalam peraturan dan keserasian hidup, mengangkat hati nurani manusia dengan aturan Allah. Umat pertengahan dalam ikatan dan hubungan, memberikan kebebasan individu yg positif, tidak mengekang namun juga tidak membiarkannya melampaui batas.

📖 Rasulullah bersabda,

الا هلک المتنطعون…

Ingat, celakalah orang-orang yang berlebihan serta kaku

(HR. Bukhari dan Muslim)

ولکن سددوا وقاربوا وابشروا

Tapi hendaknya berlaku lurus, bersikap menengah dan memberi kegembiraan

(HR. Bukhari dan Muslim)

📚 Terkait ayat ini, Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan diutusnya Rasulullah adalah membawa ajaran untuk membangunkan ummatan wasathan, suatu umat yang menempuh jalan tengah, menerima hidup di alam kenyataaannya. Percaya kepada akhirat lalu beramal di dunia ini. Menjadi khalifah Allah di atas bumi untuk bekal menuju akhirat. Karena kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah

✒️Saudaraku, umat pertengahan yang dimaksud adalah tawassuth, berada di tengah di antara dua kutub yang berseberangan; antara sikap ifrath (berlebihan), dan tafrith (mengabaikan). Di tengah, antara terlalu berpegang pada zahir teks, dalil, dan terlalu berpegang pada maksud atau makna teks, dalil.

🤲🏻 Semoga Allah Ta’ala mudahkan kita menjadi umat pertengahan.

Aamiin …

꧁༺ 🤲🏻🤲🏻🤲🏻 ࿐

Arief Rahman Hakim, M.Ag.
Pimpinan Pondok Pesantren Qur’an Kebantenan

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram