ISTERI DAN ANAK SEBAGAI AMANAH

TADABBUR JUM’AH MUBARAKAH (70)

ISTERI DAN ANAK SEBAGAI AMANAH

بسم الله الرحمن الرحیم

{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِنَّ مِنۡ أَزۡوَ ٰ⁠جِكُمۡ وَأَوۡلَـٰدِكُمۡ عَدُوࣰّا لَّكُمۡ فَٱحۡذَرُوهُمۡۚ وَإِن تَعۡفُوا۟ وَتَصۡفَحُوا۟ وَتَغۡفِرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورࣱ رَّحِیمٌ }

 

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.


[Surat At-Taghabun: 14]

# Surat at-Taghabun sekilas mirip dengan surat-surat Makkiyah, karena berisikan akidah dan penguatan iman dan implementasinya. Namun para ulama tafsir sepakat bahwa surat ini dikategorikan surat Madaniyah

# Ketika seruan ditujukan kepada orang-orang beriman maka Allah ta’ala mengingatkan konsekuensi iman dari orang-orang beriman, dalam hal ini tidak terbuai dengan cantik, tampannya pasangan serta harta yang mereka miliki. Juga kecerdasan, nilai prestasi anak di sekolah, pesantren atau kampus. Agar segala anugerah Allah ta’ala disikapi secara proporsional dalam ketaatan kepada-Nya, tetap waspada karena ada di antara isteri dan anak-anak yang menjadi musuh bagi orang-orang beriman, sehingga tidak membuatnya terlena. Berhati-hati terhadap fitnah keluarga dan harta

# Latar belakang turunnya ayat ketika seorang sahabat Auf bin Malik al-Asyja’i, seorang lelaki yang memiliki isteri dan anak. Jika ia hendak pergi berperang, mereka pun menangisinya, lalu berkata: Kepada siapa kamu serahkan kami. Lalu ia pun terenyuh dan mengurungkan niatnya untuk pergi.

# Ayat 14 at-Taghabun ini mirip dengan ayat 9 al-Munafiqun yaitu mewaspadai keluarga dan harta agar kelak tidak merugikan di Akhirat. Dan maksud dari di antara isteri dan anak-anak ada yang menjadi musuh, maksudnya bukanlah musuh dalam zatnya tetapi musuh karena sikap dan perbuatan mereka. Bisa menjerumuskan kepada penyimpangan dan maksiat

# Memaafkan, menafkahi isteri dan anak dari rezeki yang halal. Tidak ada manusia sempurna di muka bumi kecuali Rasulullah saw. Jangankan dengan pasangan hidup dan anak-anak, dengan saudara sedarah sekandung pun ada perbedaan watak dan karakter. Terus mencoba saling memahami dan membudayakan tanasuh (saling menasehati) dalam rumah tangga

# Rasulullah saw bersabda,

الولد ثمرة القلوب وانهم محبنة مبخلة محزنة
al waladu tsamrotul quluub wa innahum mahbanah mabholah mahzanah

Anak adalah buah hati, dan sesungguhnya anak bisa menjadi faktor pemicu seseorang menjadi penakut, bakhil dan sedih
(HR. Ahmad, Bazzar)

# Disadari atau tidak terkadang seorang beriman menjadi lemah, kurang bersemangat dalam menyambut ajakan, seruan kebaikan. Berdampak pada aspek ibadah, amal usaha dan dakwah. Memilih untuk bercengkrama dengan keluarga, tidak memiliki perhatian terhadap maju mundurnya dakwah Islam, kurang peduli terhadap perkembangan umat Islam dan sebagainya. Padahal, ketika niat sudah terpatri di hati, pantang mundur walau selangkah

# Menurut Imam Ibnu Al-Jauzi, Bayangkanlah selalu bahwa perjalanan menuju Akhirat telah dekat agar angan tidak terlalu panjang. Berbekallah yang banyak karena perjalanan akan sangat panjang

Arief Rahman Hakim

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram