Hadiah Allah Kepada Pelopor Kebaikan

TADABBUR JUM’AH MUBARAKAH (53)

 

بسم الله الرحمن الرحیم

(وَقَالُوا۟ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِیۤ أَذۡهَبَ عَنَّا ٱلۡحَزَنَۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورࣱ شَكُورٌ)

Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri,

(ٱلَّذِیۤ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلۡمُقَامَةِ مِن فَضۡلِهِۦ لَا یَمَسُّنَا فِیهَا نَصَبࣱ وَلَا یَمَسُّنَا فِیهَا لُغُوبࣱ)

yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu.”

[Surat Fathir 34-35]

📚 Ayat 34 dan 35 ini merupakan rangkaian ayat 32 dan 33, yang menjelaskan tentang kenikmatan yang akan diterima bagi para pewaris Al-Qur’an yaitu para pelopor kebaikan dengan izin Allah (سابق بالخیرات بإذن الله), dan disebut sebagai karunia yang besar. Maka bagi mereka surga ‘Adn, diberikan perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan dipakaikan sutra. Lalu keluar dari lisan mereka ungkapan syukur kepada Allah Ta’ala atas hilangnya hal-hal yang menakutkan.

Menurut Ibnu Katsir, Allah telah melenyapkannya dari hal-hal yang ditakutkan dan dihindari yaitu kesusahan-kesusahan di dunia dan di akhirat

📚 Menurut As-Sa’di, Allah Ta’ala menempatkan mereka dalam surga untuk selama-lamanya, kekal di dalamnya. Tidak ada rasa letih di badan, di hati dan kekuatan sekalipun karena banyaknya bersenang-senang. Surga sebagai fasilitas ketenangan bagi mereka selama-lamanya dan mereka tidak pernah merasa lesu, letih, sedih atau duka. Dan hal ini menunjukkan di surga mereka tidak tidur, karena fungsi tidur adalah menghilangkan rasa lesu dan untuk istirahat

📖 Rasulullah ﷺ bersabda,

ومن سرته حسنته, وساءته سٸته فهو مٶمن

Barangsiapa yang kebaikannya membuatnya senang dan keburukannya membuatnya sedih, dia adalah seorang mukmin

Di antara karakter mukmin adalah senang ketika melakukan kebaikan dan sedih ketika berlaku buruk. Rasa senang yang dirasa dalam hati ketika mendapatkan hal yang diinginkannya, kemudian menghasilkan ekspresi jiwa yang dinamakan bahagia.

Para pelopor kebaikan dengan izin Allah selalu bahagia atas berbagai kesempatan dan fasilitas yang Allah anugerahkan untuk menggunakannya dalam berbagai pintu kebaikan. Ia tidak akan mengeluh dan mundur karena banyaknya kewajiban-kewajiban yang diemban. Karena ia akan menghadapi, menjalankan dan melaksanakannya dengan sepenuh hati, dengan penuh bahagia karena Allah Ta’ala.

🤲🏻 Semoga Allah Ta’ala memberikan hadiah-Nya kepada kita.

Aamiin…

Arief Rahman Hakim, M.Ag.
Pimpinan Pondok Pesantren Qur’an Kebantenan

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram