BERSIAP MEMASUKI TAHUN BARU 2023
TADABBUR JUM’AH MUBARAKAH (89)
MEMASUKI TAHUN BARU 2023
بسم الله الرحمن الرحیم
{ وَقَالُوا۟ مَا هِیَ إِلَّا حَیَاتُنَا ٱلدُّنۡیَا نَمُوتُ وَنَحۡیَا وَمَا یُهۡلِكُنَاۤ إِلَّا ٱلدَّهۡرُۚ وَمَا لَهُم بِذَ ٰلِكَ مِنۡ عِلۡمٍۖ إِنۡ هُمۡ إِلَّا یَظُنُّونَ }
Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.
[Surat Al-Jatsiyah: 24]
# Kaum muysrik Arab menganggap tidak ada kehidupan lain selain kehidupan di dunia, sebagian orang mati dan sebagian lainnya lahir juga tidak ada hari kebangkitan dan Kiamat.
# Mereka memandang dengan penglihatan terbatas, dangkal. Seakan-akan kehidupan dalam pandangan mereka hanya fase yang mereka lihat dan rasakan di dunia ini saja. Mereka juga meyakini bahwa zaman adalah subyek yang melakukan. Maka, ketika tertimpa musibah atau mudharat, mereka menisbahkannya kepada zaman.
# Akhir ayat menjelaskan bahwa ucapan mereka penuh keraguan, berkhayal dan tidak mengetahui hakikat yang sebenarnya. Hanya bersandar pada dugaan dan mengira-ngira. Persangkaan yang tak jelas dan lemah, tak bersandar atas ilmu dan tak menunjukkan pemahaman atas hakikat-hakikat perkara.
# Abu Hurairah ra bercerita, bahwa Rasulullah saw bersabda,
یقول تعالی یٶذینی ابن ادم, یسب الدهر وأناالدهر بیدی الأمر أقلب لیله ونهاره #
Allah ta’ala berfirman; Anak Adam telah menyakiti-Ku karena dia memaki masa, dan Aku adalah ad Dahr (masa), di tangan-Ku semua urusan, Aku membalikkan malam dan siangnya. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasai)
# Dalam Al-Qur’an ada beberapa kata menunjukkan makna waktu;
1. Ajal (أجل), segala sesuatu ada batas waktu berakhirnya, yang langgeng dan abadi hanya Allah semata
{ .. لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌۚ .. }
Bagi setiap umat mempunyai ajal (batas waktu).
[Surat Yunus: 49]
2. Dahr (دهر), segala sesuatu pernah tiada, dan keberadaaannya menjadikan ia terikat oleh waktu
{ هَلۡ أَتَىٰ عَلَى ٱلۡإِنسَـٰنِ حِینࣱ مِّنَ ٱلدَّهۡرِ لَمۡ یَكُن شَیۡـࣰٔا مَّذۡكُورًا }
Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
[Surat Al-Insan: 1]
3. Waqt (وقت), digunakan dalam konteks yang berbeda-beda, dan diartikan sebagai batas akhir suatu kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan
{ … إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ كِتَـٰبࣰا مَّوۡقُوتࣰا }
Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
[Surat An-Nisa’: 103]
4. ‘Ashr (عصر), bahwa saat-saat yang dialami oleh manusia harus diisi dengan kerja keras dan berfikir
{ وَٱلۡعَصۡرِ }
Demi masa,
[Surat Al-‘Ashr: 1]
# Belajar dari ayat 24 surat Al-Jatsiyah di atas; Menjalani tahun baru dengan kerja keras dan terencana di mana pun medan kerja dan amal usaha, seraya mengingat terus ada Allah ta’ala yang senantiasa hadir mengawasi. Hidup adalah perjuangan dan pertanggungjawaban, selayaknya banyak mempersiapkan bekal terutama untuk menuju kampung Akhirat.
# Melakukan evaluasi atas segala aktifitas dan program yang dilakukan; mana yang harus dipertahankan, mana yang kurang efektif, mana yang perlu ditingkatkan dan mana yang harus ditinjau ulang sebagai persiapan menghadapi setahun ke depan. Semua aktifitas, program yang dicanangkan berdasar keridhaan Allah semata dan kebutuhan yang ada di masyarakat, bukan atas dasar keinginan orang per orang dan pribadi saja.
Allah ta’ala berfirman,
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ }
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
[Surat Al-Hasyr: 18]
Ayat ini dimulai dengan perintah takwa dan diakhiri dengan perintah yang sama. Isyarat bahwa landasan berfikir dari program, aktifitas yang dilakukan untuk hari esok adalah ketakwaan dan hasil akhir yang diperoleh pun ketakwaan.
Takwa, suatu kondisi hati yang senantiasa waspada, takut, merasa bersalah dan malu bila Allah ta’ala mendapatinya dalam kondisi yang dibenci-Nya. Lalu membayangkan hisab amal usaha yang kelak diterimanya, melakukan perenungan panjang atas berbagai kelemahan, kekurangan dan kelengahan walaupun yang lalu dirasakan sudah berbuat maksimal.
Makna hari esok ini tidak hanya hari Kiamat kelak, namun juga mengandung makna dimensi waktu yang kita alami (المستقبل القریب , kehidupan di dunia).
# Semoga Allah ta’ala senantiasa membimbing kita dan keluarga serta umat, bangsa tercinta dalam menghadapi satu tahun ke depan dan berikutnya, Allah ta’ala menjauhkan kita dari musibah dan kesedihan, serta memberikan kesehatan selalu dan rezeki yang terus mengalir dan berkah. Aamiin.
Arief Rahman Hakim, M.Ag.
Yayasan Pondok Qur’an Indonesia (YaPQI)
Komentar Terbaru