BELAJAR DARI PEMILIK DUA KEBUN

TADABBUR JUM’AH MUBARAKAH (79)

BELAJAR DARI PEMILIK DUA KEBUN

بسم الله الرحمن الرحیم

{ وَكَانَ لَهُۥ ثَمَرࣱ فَقَالَ لِصَـٰحِبِهِۦ وَهُوَ یُحَاوِرُهُۥۤ أَنَا۠ أَكۡثَرُ مِنكَ مَالࣰا وَأَعَزُّ نَفَرࣰا }

{ وَدَخَلَ جَنَّتَهُۥ وَهُوَ ظَالِمࣱ لِّنَفۡسِهِۦ قَالَ مَاۤ أَظُنُّ أَن تَبِیدَ هَـٰذِهِۦۤ أَبَدࣰا }

{ وَمَاۤ أَظُنُّ ٱلسَّاعَةَ قَاۤىِٕمَةࣰ وَلَىِٕن رُّدِدتُّ إِلَىٰ رَبِّی لَأَجِدَنَّ خَیۡرࣰا مِّنۡهَا مُنقَلَبࣰا }

Dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: “Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat. Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu.” (QS. Al-Kahfi: 34-36)

# Ayat 32-44 merupakan salah satu kisah dalam surat Al Kahfi yaitu tentang pemilik dua kebun. Ada pendapat ayat ini diturunkan kepada dua bersaudara dari Bani Makhzum; Al-Aswad bin Abd Yalail, seorang kafir, dan Abu Salamah bin Abdullah bin al-Aswad, seorang mukmin yang merupakan suami Ummu Salamah sebelum dinikahi Rasulullah saw.

Ibnu Abbas berpendapat dua orang tersebut adalah dua bersaudara dari Bani Israil yaitu Furthus, seorang kafir dan Yahudza, seorang mukmin. Keduanya mendapat warisan dari ayahnya sebanyak delapan ribu dinar dan mereka membaginya. Furthus membeli tanah dan ladang dengan bagian warisan tersebut. Adapun Yahudza menggunakan bagian warisannya di jalan Allah.

 

# Pemilik kedua kebun anggur merasa congkak, tidak bersyukur dan takabbur. Mengganggap dirinya memiliki harta berlebih dan memiliki pengikut banyak dan kuat. Keduanya merupakan bagian dari simbol kekayaan dan simbol pengaruh dalam kehidupan fana di dunia. Ayat ini juga menyiratkan kebanyakan orang kaya itu sombong, arogan.

 

# Ia juga menganggap kehidupan dunia itu abadi dan kebunnya tidak akan binasa. Sebuah kekeliruan besar ketika menafikan kekuasaan Allah yang tak terbatas. Allah ta’ala Maha Pengatur, Maha Pemberi kehidupan. Kapan pun Allah mampu memuliakan dan menghinakan seseorang dalam sekejap. Selain itu, hidup di dunia hanya sementara, tidak ada yang abadi. Hidup ini hanya titipan dari Allah semata. Amanah, jabatan, pangkat apa pun satu saat akan ditinggalkan.

 

{ …… وَمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَاۤ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ }

_ …… Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya._
[Surat Ali ‘Imran: 185]

 

# Sikap pemilik kedua kebun anggur yang sangat fatal, ketika mengingkari datangnya hari Kiamat. Ia menyangka jika hidup di dunia ini istimewa dengan banyaknya harta dan pengikut, maka di akhirat pun akan diistimewakan. Padahal, tidak satu pun yang bisa menjamin akan masuk surga kecuali karena rahmah Allah diberikan-Nya.

 

Semoga Allah ta’ala berkenan mengampuni semua khilaf, dosa dan keburukan yang kita lakukan. Aamiin.
Minimal tujuh puluh hingga seratus kali mohon ampun, bertaubat kepada Allah, sebagaimana diajarkan Rasulullah saw,

اللهم اغفرلی وتب علی إنک أنت التواب الرحیم ..

Allahummaghfirlii wa tub ‘alayya innaka antattawwaaburrahiim

Ya Allah, ampunilah aku, dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Pengasih
(HR. Bukhari)

 

 

Arief Rahman Hakim, M. Ag.

Pimpinan YaPQI

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram