BELAJAR DARI IBRAHIM AS

🕋 Tadabbur Jum’ah Mubarakah (42) 🤲🏻

 

BELAJAR DARI IBRAHIM AS

بسم الله الرحمن الرحیم
(رَبَّنَا وَٱجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَیۡنِ لَكَ وَمِن ذُرِّیَّتِنَاۤ أُمَّةࣰ مُّسۡلِمَةࣰ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَیۡنَاۤۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِیمُ)

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang

[Surat Al-Baqarah 128]

 

🟢 Ibnu Jarir mengatakan, maksud dari Ibrahim dan Ismail adalah,

Ya Allah, jadikanlah kami orang yang patuh kepada-Mu, tunduk mentaati-Mu, serta tidak menyekutukan-Mu dengan seorang pun di dalam ketaatan dan ibadah kami.

 

واجعلنا مسلمین لک

Menurut Ibnu Abi Hatim, tulus ikhlas karena Allah

Ali bin Husain dari Salam bin Abi Muthi’i mengatakan, Ibrahim dan Ismai telah menjadi hamba yang tunduk patuh, tetapi dalam hal itu mereka meminta keteguhan

امة مسلمة لک ;
umat yang tulus ikhlas
As Suddi menafsirkan bangsa Arab

 

🟢 Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengatakan, berjanjilah keduanya bahwa rumah yang suci itu hanyalah untuk beribadah bagi orang-orang yang berserah diri pada Allah, tidak bercampur dengan penyerahan diri kepada yang lain. Keduanya pun memohonkan kepada Allah agar anak cucu dan keturunanya yang datang di belakang pun menjadi orang-orang yang berserah diri. Sehingga cocok dan sesuailah hendaknya setiap langkah dan sikap hidup anak cucu keturunannya dengan dasar pertama ketika rumah itu didirikan

 

🟢 Do’a Nabi Ibrahim as ini merupakan rangkaian do’a dari ayat 126-129 surat Al-Baqarah. Beberapa pelajaran yang bisa diambil;

1️⃣ Bukti kelurusan akidah Ibrahim dan memohon dikokohkan keimanannya.

2️⃣ Cermin kelemahan seorang hamba kepada Rabbnya.

Meminta kepada yang berhak untuk dipinta. Memohon kepada yang berhak untuk dimohonkan. Terkadang dalam kondisi kritis karena pandemi dan sakit covid 19, kita meminta dan memohon kepada makhluk yang setiap detiknya pun banyak bergantung kepada Sang Khalik.

3️⃣ Selalu ada harapan bahwa anak cucu dan generasi berikut akan lebih baik kondisinya dari generasi sebelumnya;

Mereka lebih taat dan tunduk kepada Allah, lebih banyak memberi daripada menerima, lebih kokoh keluarganya, lebih bermanfaat untuk sesama Terkadang kita membaca orang selalu dari persepsi kita, misalkan,

Masak iya anaknya si fulan akan menjadi penghafal Al-Qur’an? Lah wong bapaknya jarang ke masjid.

Di sini kita menafikan adanya hasil akhir dari Allah Ta’ala, menafikan apa yang mungkin akan terjadi. Juga, menafikan peluang sebuah perubahan anak manusia. Lalu kita berfikir, apa gunanya pendidikan dan dakwah?

4️⃣ Selalu memohon kepada Allah Ta’ala agar ibadah, amal usaha kita berkualitas tinggi dan diterima. Ini cerminan ketawadhuan Ibrahim AS.

5️⃣ Senantiasa mohon ampun atas segala khilaf dan dosa kepada Allah Ta’ala; lisan yang mudah mencela baik langsung tersirat dalam hati atau terucapkan langsung, mungkin juga tertulis via WA, twitter, facebook dan sebagainya. Dalam konteks berorganisasi dan dakwah, mungkin terhadap orang lain kita lebih mengedepankan hak ketimbang kewajiban-kewajiban yang penuh hutang dan belum tertunaikan. Padahal, sungguh, kewajiban-kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang kita miliki.

Semoga Allah Ta’ala mudahkan kita belajar dari Ibrahim as dan mudahkan pula implementasinya.

Aamiin

 

Arief Rahman Hakim, M.Ag.
Pimpinan Pondok Pesantren Qur’an Kebantenan

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram