AGAR MEWARISKAN GENERASI YANG KUAT

 

TADABBUR JUM’AH MUBARAKAH (69)

AGAR MEWARISKAN GENERASI YANG KUAT

.

.

بسم الله الرحمن الرحیم

{ وَلۡیَخۡشَ ٱلَّذِینَ لَوۡ تَرَكُوا۟ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّیَّةࣰ ضِعَـٰفًا خَافُوا۟ عَلَیۡهِمۡ فَلۡیَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡیَقُولُوا۟ قَوۡلࣰا سَدِیدًا }

.

.

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
[Surat An-Nisa’: 9]

 

# Ayat ini merupakan rangkaian ayat-ayat sebelumnya yang berbicara tentang manajemen pengelolaan dan pendidikan anak yatim yaitu mulai ayat 5-10 surat An-Nisa. Menurut Ibnu Abbas, ayat ini merupakan nasihat bagi para wali dan pengasuh anak-anak yatim

# Dalam skala lebih luas, dengan ayat 9 ini Allah ta’ala menggugah sanubari hati para orangtua terhadap kondisi anak-anaknya ke depan. Siapa yang akan memberikan kasih sayang dan perlindungan kepada mereka. Adakah orang yang akan memperhatikan, mendidik, membersamai, mengayomi, dan bertanggung jawab hingga anak mereka dewasa?

# Ada pesan takwa dalam manajemen yatim ini yaitu pihak yang menerima amanah pengelolaan anak-anak ini mengembannya dengan penuh takwa kepada Allah. Memperhatikan juga aspek akidah dan keimanan para anak asuhnya. Mengurus mereka dengan penuh ketakwaan, perhatian dan kasih sayang

# Lalu pesan mendidik anak-anak dengan mengucapkan perkataan yang baik. Seorang anak akan meniru dan mengikuti gaya bicara orangtua atau pengasuhnya. Hal ini sedikit banyak akan berpengaruh ketika anak-anak remaja dan dewasa. Maka harus berupaya agar mereka terbiasa bicara baik atau diam.

Rasulullah saw berpesan,

من کان یٶمن بالله والیوم الاخر فلیقل خیرا او لیصمت .

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam
(Muttafaq ‘Alaih)

Juga pepatah Arab,

سلامة الانسان فی حفظ اللسان .

Keselamatan seseorang terletak dalam menjaga lisannya

.

.

# Jika diresapi secara mendalam betapa ayat ini menunjukkan kasih sayang Allah kepada setiap muslim. Bahwa mereka harus menyiapkan putra/i secara serius; perhatikanlah asupan jasmani dan ruhani mereka. Kuatkan perhatian dan kasih sayang kepada mereka dan berikan tanggung jawab sebagai bekal hidup ke depan. Semua kita akan merasakan kematian. Perhatikan dengan siapa putra/i kita bergaul dan berinteraksi. Bagaimana asupan ruhani mereka? Sudahkah mendapatkan tuntunan agama yang memadai? Apa yang akan disiapkan untuk mereka jika suatu saat Allah memanggil wafat kita sebagai para orangtua?

# Ketika menitipkan putra/i kepada sebuah lembaga pendidikan atau ke pengasuhan yang diamanahkan, maka saat itulah para orangtua membuat kesepakatan dan berkolaborasi untuk kemajuan anak-anak ke depan. Bekerjasama dalam membesarkan mereka, memperhatikan, dan mendidik. Menghindarkan diri dari keinginan-keinginan dan hasrat diri sempit yang akan menjerumuskan mereka. Kapan saatnya anak-anak dimanja, kapan saatnya anak-anak dididik dengan disiplin dan penuh tanggung jawab

# Perjuangan melawan kebatilan dan kezhaliman termasuk LGBT, akan berlangsung terus hingga Allah mengakhiri hidup ini. Semoga Allah ta’ala mudahkan kita dalam menyiapkan generasi yang kuat, kokoh, yang melandaskan seluruh orientasi hidup, ibadah dan amal usaha hanya kepada-Nya. Dan menjadikan Rasulullah saw sebagai satu-satunya teladan dalam hidup mereka. Aamiin.

Arief Rahman Hakim

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram