8 SIKAP ORANG BERILMU

TADABBUR JUM’AH MUBARAKAH (94)

8 SIKAP ORANG BERILMU

بسم الله الرحمن الرحیم

{ وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَـٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِۖ وَمَا یَعۡقِلُهَاۤ إِلَّا ٱلۡعَـٰلِمُونَ }

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu.” [Surat Al-Ankabut: 43]

# Ayat ini kelanjutan dari dua ayat sebelumnya yaitu ayat 41-42 surat Al-Ankabut yang menjelaskan perumpamaan Allah bagi orang-orang musyrik yang menjadikan bagi mereka ilah-ilah selain Allah, yang mereka harapkan pertolongannya, meminta rezeki dan berpegang pada mereka dalam keadaan sempit. Keadaan mereka itu seperti sarang laba-laba dalam kelemahan dan kerapuhannya.

 

# Perumpamaan laba-laba ini menjadikan sekelompok orang yang musyrik yang tertutup hati dan akal mereka, sebagai bahan cemoohan dan celaan. Seakan mereka berkata,Tuhannya Muhammad berbicara tentang lalat dan laba-laba. Perasaan mereka tak tergerak dengan penggambaran ini, karena mereka tak berpikir dan tak mengetahui. Tidak ada yang dapat memahami dan merenungkannya kecuali orang-orang kokoh dalam ilmunya serta menguasainya.

 

# Menurut as-Sa’di, perumpamaan-perumpamaan ini Allah buatkan untuk manusia, agar mereka mengambil manfaat dan untuk mengajar mereka, karena perumpamaan itu termasuk salah satu metode yang dapat menjelaskan ilmu, karena ia dapat memudahkan hal-hal yang logis dengan hal-hal yang empiris (nyata) sehingga makna yang dimaksud semakin jelas karenanya. Dan tiada yang memahami, menghayati dan memikirkan serta menerapkannya kecuali orang yang berilmu, ilmu yang sampai ke dalam hati mereka.

# Rasulullah saw mendo’akan orang yang mencari ilmu. Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, Saya mendengar Rasulullah saw bersabda,
Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadis dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu.” (HR. Abu Daud)

 

# Di antara sikap orang berilmu;
1. Belas kasih kepada murid dan memperlakukan sebagai anak

Rasulullah saw bersabda,

إنما أنا لکم مثل الوالد لولده #

“Sesungguhnya aku bagi kalian adalah bagaikan ayah terhadap anaknya.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)

2. Memberikan ilmu semata karena Allah dan taqarrub kepada-Nya
3. Tidak merasa berjasa kepada para murid
4. Memberikan nasehat kepada murid, karena tujuan ilmu adalah taqarrub
5. Mencegah murid dari akhlak tercela
6. Membatasi sesuai kemampuan pemahaman murid
7. Murid yang terbatas kemampuannya, sebaiknya disampaikan kepadanya hal-hal yang jelas dan cocok dengannya
8. Hendaknya orang berilmu melaksanakan ilmunya; yakni perbuatannya tidak mendustakan perkataannya, karena ilmu diketahui dengan mata hati (bashirah), dan amal diketahui dengan mata, sedangkan orang yang memiliki mata jauh lebih banyak. Jika amal bertentangan dengan ilmu, maka tak akan memiliki daya bimbing

 

# Semoga Allah ta’ala mudahkan kita dalam menebar benih-benih kebaikan di tengah umat, membacakan dan mengajarkan nilai-nilai Qur’ani serta membantu proses pembersihan jiwa mereka. Aamiin.

 

Arief Rahman Hakim, M.Ag.

Pimpinan Yayasan Pondok Qur’an Indonesia

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram