8 PELAJARAN DARI ISRA’ MI’RAJ

TADABBUR JUM’AH MUBARAKAH (96)

8 PELAJARAN DARI ISRA’ MI’RAJ

بسم الله الرحمن الرحیم

{ سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ }

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” [Surat Al-Isra’: 1]

# Latar belakang turunnya ayat; Sekembalinya Rasulullah saw dari Isra’ dan Mi’raj, beliau pergi ke Masjidil Haram dan menyampaikan kepada orang-orang Quraisy tentang peristiwa yang dialaminya yaitu Isra’ Mi’raj. Mereka heran dan tidak percaya dengan apa yang beliau sampaikan. Ada yang tidak percaya dan mendustakannya, ada yang sebelumnya beriman menjadi murtad dan sebagian lagi mendatangi Abu Bakar perihal cerita Rasulullah. Sikap Abu Bakar jelas mempercayai apa yang Rasulullah alami.

 

# Ayat ini diawali dengan pujian Allah swt terhadap diri-Nya, mengagungkan kedudukan-Nya, karena kekuasaan-Nya atas apa yang tidak dikuasai oleh siapa pun selain Dia. Yang telah memperjalankan Nabi Muhammad saw pada sebagian malam dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsha yaitu Baitul Maqdis yang terletak di Iliya yang merupakan pusat para Nabi dari sejak Nabi Ibrahim as.

 

# Kalimat ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ sebuah deskripsi yang menggambarkan keberkahan yang mengelilingi dan turun dengan derasnya pada masjid ini. Di antaranya berupa berbagai tanaman dan buah-buahan agar Allah perlihatkan kebesaran-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Di akhir ayat Allah menjelaskan di antara sifat-Nya yaitu Mahamendengar perkataan hamba-hamba-Nya, baik yang beriman atau tidak, perkataan yang membenarkan maupun yang mendustakan. Dan Mahamelihat sehingga Allah memberikan kepada masing-masing mereka segala yang menjadi haknya di dunia dan akhirat.

 

# Menurut Ibnu Katsir peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada tahun kesepuluh setelah kenabian dan terjadi pada malam 27 bulan Rajab. Adapun Muqatil menyebutkan terjadi setahun sebelum hijrah ke Madinah. Sedangkan Ibnu Sa’d meriwayatkan di dalam kitab Thabaqatnya bahwa peristiwa ini terjadi delapan belas bulan sebelum beliau hijrah.

 

# Surah ini dimulai dengan tasbih kepada Allah, lalu ada sifat ubudiyah (kehambaan) agar tidak bercampur dengan sifat uluhiyah (ketuhanan) sebagaimana yang dialami oleh pengikut agama lain sepeninggal nabinya. Perjalanan Rasulullah saw ke Masjidil Aqsha bertujuan untuk merajut kaitan antara akidah-akidah besar sejak zaman Nabi Ibrahim dan Ismail hingga Nabi Muhammad saw dan menggabungkan antara tempat-tempat suci bagi seluruh agama-agama tauhid. Jadi deklarasi pewarisan Nabi Muhammad saw sebagai rasul terakhir terhadap tempat-tempat suci para rasul sebelumnya. Dan deklarasi bahwa risalah beliau meliputi dan erat kaitannya dengan tempat-tempat suci ini semuanya.

 

# Mi’raj adalah naiknya Rasulullah saw dengan fisik dan ruhnya dalam keadaan sadar, dari Baitul Maqdis sampai ke langit ketujuh, dan seterusnya, kemudian kembali ke Baitul Maqdis di sebagian malam yang singkat. Pada saat itu Rasulullah melihat Jibril dalam bentuk aslinya.

 

Allah ta’ala berfirman,

{ وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ }
{ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ }

Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha.” [Surat An-Najm: 13-14]

# Saat Mi’raj itu juga Rasulullah melihat Baitul Makmur, surga dan neraka, kewajiban salat lima puluh waktu yang dipangkas menjadi salat lima waktu.

 

# Beberapa pelajaran penting Isra’ Mi’raj;

  1. Isra’ Mi’raj adalah penguatan bagi Rasulullah saw dalam pertarungan panjang dan salah santu bentuk penghormatan setelah beliau berada dalam kesulitan, derita dan penolakan kaumnya.
  2. Merupakan ujian bagi kemampuan para sahabat untuk mengungkapkan seberapa besar perjuangan (jihad) mereka bersama Rasulullah saw
  3. Sebuah terapi untuk menghapus keletihan masa lalu dan meletakkan benih-benih keberhasilan masa depan yang gemilang
  4. Kekuasaan Allah tidak akan bisa dibatasi oleh batas apa pun dan tidak akan bisa terhalangi oleh penghalang apa pun
  5. Isra’ ke Baitul Maqdis karena Yahudi akan terusir dari peta kepemimpinan umat manusia karena kejahatan yang mereka lakukan, sehingga mereka tidak layak pada posisi itu
  6. Isra’ Mi’raj menegaskan sifat Islam yang fitri. Sesungguhnya kebersihan hati adalah esensi Islam
  7. Baitul Maqdis melahirkan para nabi secara beruntun, saling mnedukung dakwah Ibrahim as
  8. Nabi Muhammad saw menyempurnakan bangunan, dan menjadi batu terakhir dalam bangunan kenabian

 

# Semoga Allah ta’ala mudahkan kita dalam membantu pewarisan risalah dakwah dari Rasulullah saw. Jika tidak bisa terlibat secara langsung, paling tidak mensupport secara finansial atau kebijakan, minimal mendo’akan agar dakwah Rasulullah saw tetap tegak di bumi tercinta Indonesia. Aamiin.

 

Arief Rahman Hakim, M.Ag

Pimpinan Yayasan Pondok Qur’an Indonesia

Bagikan informasi ini

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
Instagram